Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

The Best Guru of Your Life is Your Life

Pengalaman adalah guru terbaik, begitu kalimat yang orang-orang sering katakan dan sering kudengar. Tidak terasa sudah setahun aku menjalani hidupku ini dan sekarang aku berada di penghujung tahun 2012. Hari ini tanggal 31 Desember 2012, melewati hari-hariku yang membosankan di kamar sambil melakukan refleksi hidup. Katanya aku harus melihat pakai teleskop dan jangan kaleidoskop terus. Tapi sekarang aku mau melihat hidupku melalui kaleidoskop, agar aku dapat melihat dunia melalui teleskop dengan lebih berwarna-warni seperti warna-warni kaleidoskop. Aku mau mengungkapkan pelajaran-pelajaran yang kudapatkan selama tahun 2012. Pelajaran kalau hanya dipendam untuk sendiri tidak akan ada gunanya toh. Hmm, aku tidak bisa mengurutkan dari bulan Januari sampai Desember sih. Let me share the lesson of life I got as far as I remember . *Aku belajar untuk melihat suatu hal dari kacamata orang lain. Suatu kejadian memang bisa memiliki banyak sudut pandang dan inilah yang membuat aku harus kri

When You Feel That The World Is Making Fun Of You, Remember.....

Five People You Meet in Heaven - Mitch Albom (Terjemahan Indonesia)

Sky

I always love the sky, especially when the sun set. I love sunset more than sunrise, maybe because my house is facing to the west. My grandma said that my mom is so lucky to have a house that can see the sunset everyday. Why am I talking about the sky? This is the reason. These pictures were taken on my balcony This picture was taken on my way go I love these pictures, there are beautiful without editing, hehe.. I took these pictures on 15 December 2012 about 6 o'clock, the cloud in the dusk were so beautiful and the rain just stopped on that day. Automatically I took my handphone and took the pictures. I love the sky. I can sit down and watch the sky for a very very long time. I feel lucky to have a balcony that can see the sun set everyday and wait until the sun touch the horizon. I also feel lucky I can enjoy the sky everyday, I only need to look up. How great is God to create this masterpiece :)

Sendiri ≠ Sendirian

Hey, Ingatkah kamu saat kamu masih menikmati waktu-waktumu sendiri? Waktu kamu keluar dari kerumunan, meskipun kerumunan tersebut masih ada. Waktu kamu keluar dari hiruk pikuk, tapi si hiruk pikuk masih ada. Aku dulu lebih menikmati sendiri, entah kenapa. Aku sering berkata "Aku sendiri tetapi aku tidak sendirian" Aku suka sendiri, tapi tidak suka sendirian. Mungkin bukanlah suatu hal yang paradoks. Saat orang ekstrovert sendiri, atau saat orang introvert beramai-ramai Namun setiap orang selalu ditemani oleh suara-suara di sekelilingnya Juga ditemani oleh udara yang senantiasa dihirup. Aku ingat saat aku mengatakan "sampai jumpa lagi" pada orang lain Tapi aku tidak mengatakan selamat tinggal. Lebih sulit untukku untuk mengatakan selamat tinggal Karena saat aku mengatakannya, aku tidak tahu kapan aku bisa bertemu dengan dirinya Tapi saat aku bilang sampai jumpa lagi, bukan berarti aku bisa bertemu dirinya secepatnya sih. Aku kembali menikmati saat-saat aku sendiri..

I Promise and I Do It

Hey Bil, remember the promise that you made on 31st October that you have go through November without doing the things that you promised? You did it, congratulation. Hmm, what? Oh that day? No, I didn't count that day, you didn't break your own promise. Well let's say on that day is a 'force majeur' day and you have to do it. So still, you didn't break your own promise. Oh yeah Bil, I know you're busy and you have thousand of ideas but you couldn't spill it out to me. Just take your time, do those important things first for the greater good, haha.. Happy December, the month that I'm sure you're busy as usual.

Sedang Proyeksi

"Dalam menghadapi masalah itu ada tiga caranya. Kamu hadapi langsung masalahnya, kamu meregulasi emosi dahulu, atau kamu lari dari masalah itu. Tapi aku nggak mau kamu lari dari masalah." Aku pada sahabatku (yang sebenarnya pesan ini lebih tepat ditujukan pada diriku) Makasih loh diriku kamu baik banget mengingatkanku *peluk diri sendiri*

Jaket Kulit Itu Seram

Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 dan Kalista masih berada di dalam angkutan umum yang akan membawanya ke depan komplek perumahan tempat Kalista tinggal. Kalista yang baru saja selesai mengurusi kepanitiaan di kampus tampak duduk dengan meluruskan kakinya karena angkutan umum tersebut hanya ada lima orang saja, sang supir, Kalista, seorang laki-laki yang duduk di sebelah supir, dan sepasang suami-istri paruh baya yang duduk di ujung. Kalista, yang duduk di belakang supir, memandang ke depan karena komplek perumahannya sudah dekat. Beberapa meter sebelum sampai di depan komplek perumahannya, Kalista mengetuk atap dari angkutan umum tersebut untuk memberi tanda kepada supir untuk berhenti. Supir mulai melambatkan dan berhenti tepat di depan komplek perumahan tempat Kalista tinggal. Perlahan Kalista melangkah dan keluar dari angkutan umum, kemudian menuju ke depan untuk membayar supir angkutan umum yang telah mengantarkannya. Dikeluarkannya dompet berwarna krem dari tas tangan yang

Solusinya Pegangan

Aku ingin sekali menulis, banyak sekali ide yang ada di otakku, tapi tidak semuanya tertuang dengan baik di atas kertas ataupun diketik dengan baik. Sejujurnya, ada tiga draft tulisan sejauh ini untuk hal yang ingin aku post, tapi tidak ada satupun selesai. Jangan-jangan aku attention deficit disorder? Haha.. Masa' cuma gara-gara tidak selesai menyelesaikan suatu hal yang sudah aku mulai langsung dibilang ADD.... Atau...... Aku bingung apa yang kumau. Aku bingung apakah aku baik-baik saja atau tidak. Mungkin karena sekarang sudah lewat dari tengah malam aku jadi bingung kali ya. Saat manusia-manusia lainnya yang berada pada GMT +7.00 rata-rata sudah pada tidur, aku masih terbangun tanpa mengerti tujuannya apa. Aku tidak sedang mengerjakan tugas, aku memang sendiri tapi tidak sedang merasa sendirian, kalau burn-out katanya orang yang burn-out bawaannya pengin tidur mulu tapi aku malah lagi tidak bisa tidur. Yah, abaikan saja keadaanku kini. Ini keadaanku kini, keadaanku kini

Bystander Effect: Sebuah Posting karena Tidak Mau Curhat Terus di Blog

Karena baru saja di tulisan yang tadi aku menulis betapa sebenarnya aku gak mau menulis curhat doang di blogku, berikut aku mau post tugas esai argumentatifku buat mata kuliah Psikologi Sosial waktu semester 3, hahaha... *Oke fix ini random*. Kenapa tiba-tiba aku menulis tentang "Bystander Effect" ini? Jadi waktu itu pada semester 3 yang cerah, aku lagi diskusi tentang kecelakaan yang bikin macet. Hal ini sudah terjadi beberapa kali pada diriku dan termasuk pagi ini (jam 7an di tol lingkar luar tanggal 12 Oktober lebih tepatnyya) terjadi kejadian ini lagi. Ada kecelakaan kecil dan jalanan jadi macet hanya karena orang-orang nonton kecelakaan ini. Kemudian aku jadi curhat di essay Psikologi Sosial yang kutulis di semester 3 ini tentang hal ini dan karena latar belakang apa yang terjadi pagi ini jadi ingat sama tulisanku dulu dan mau post deh. Oh iya satu lagi, kan kesannya bystander effect tuh negatif gitu kan ya (menurutku, soalnya first impressionnya kalau di buku Psiso

Pesan untuk Deus

Halo Deus, aku sepertinya tidak pernah menuliskan pesan secara tertulis kepada Deus apalagi membiarkan pesanku dibaca oleh semua orang dengan post di blog ini seperti surat pembaca di koran. Maaf ya Deus aku baru menulis pesan kepada Deus saat aku sedang dalam keadaan seperti sekarang ini, aku tahu Deus tahu keadaanku sekarang seperti apa. Aku sedang tidak termotivasi untuk melakukan apapun, kalau kata temanku sedang kehilangan minat melakukan apapun. Bahkan saat aku menulis pesan ini seharusnya aku membuat verbatim wawancara yang durasinya sekitar 50 menit, mengerjakan makalah kunjungan sekolah, membuat analisis untuk tugas filsafat, belajar untuk UTS nanti, mengurusi urusan orkes, urusan di gereja, waduh aku baru sadar ternyata banyak banget. Deus sebenarnya aku tidak mau curhat di blog gini, karena aku niatannya kan tulis blog bukan buat curhat tapi untuk memuat tulisan-tulisanku yang biasa kutulis di waktu senggang atau kalau tiba-tiba niatnya muncul. Sebentar.... Waktu sengga

Kertasnya Berwarna Putih

Kertasnya berwarna putih, bersih sekali. Bahkan tidak ada setitik noda. Tidak ada tulisannya sama sekali, tidak ada gambarnya juga, tidak ada coretan apapun, hanya kertas berwarna putih. Kertas konvensional yang bisa dibeli di tukang fotokopi, bisa dibeli di toko buku, bisa dibeli di supermarket. Bahkan kertas putih ini tidak layak jadi bungkus gorengan karena biasanya bungkus gorengan saja ada tulisan atau gambar didalamnya. Baik tulisan tentang ujian sekolah, kertas bekas laporan keuangan tahun 1990, tabel-tabel kosong yang entah harusnya diisi apa, atau bahkan kertas bekas buku pelajaran yang sebenarnya bisa memberikan ilmu tapi malah jadi bungkus gorengan. Aku pengin banget menulis, entah itu tulisan akademik atau karangan-karangan lain. Entah sebagai seorang akademisi atau sebagai seorang yang terlalu banyak ide atau pikiran. Aku bisa menulis, tapi aku tidak bisa membuat suatu tulisan. Aku memang sekarang menulis, tapi sekarang aku sedang tidak membuat tulisan yang bernilai.

Power of Word for me as a Human

Pertama-tama, biarkan aku norak dahulu karena post pertamaku yang aku ketik via blogger di HP *oke gak penting* Sudahkah ada yang membaca tulisanku sebelummya? Tulisan terburuk, paling menurunkan semangat, sarat dengan energi negatif, dan hal-hal lainnya. Bahkan aku merasa seperti Sutardji Calzoum Bachri yang konon katanya (ibuku) kalau menulis itu dia mabuk-mabukkan dulu baru menulis. Ya, seperti itulah aku merasa saat menulis tentang tulisan sebelumnya dan aku sangat meminta maaf bila tulisan tersebut memengaruhi hidup siapapun >.< Tulisan itu adalah suatu ajang katarsis untuk diriku, ajang aku mengekspresikan semua hal yang ada di pikiranku. Kalau kata Friedrich Nietszche tulisan itu kuasa dari seorang pengarang, jadi ada motif dibalik pengarang. Motifku seutuhnya adalah suatu tempat aku mengekspresikan diriku. Jujur aku sangat lega saat bisa menumpahkan semuanya dalam tulisan. Karena aku tidak tahu cara lain untuk mengekspresikannya, yaa setidaknya aku tidak tahu pada saat

I don't even know the suitable title for this

I write this because I don't know who should I tell. I write this and I let the world know I'm in a struggle. I don't know why I'm doing it. How many times I'm using the words 'don't'? I am too busy, I know this is because I am too busy. I hate being busy, because my friends hate me when I'm busy. I hate being busy, because I am easily fall asleep and it makes my friends angry. I am being threatened by my own busyness. I am tired, I know I am tired. I hate being tired, because people hates me when I'm tired. When I'm tired, I'm just an useless person. I'm nobody for everybody when I'm tired. I am being threatened. A person threatened me. Threatened me because of a small mistake. Well for me it's a small mistake. Unfortunately, that's not a small mistake for that person. I am being threatened and I'm scared. I hate what I wrote here. There is no positive energy from this post. I hate it. I hate when I say the wo

Mengejar Trotoar

I've made up my mind, Don't need to think it over If I'm wrong, I am right Don't need to look no further, This ain't lust I know this is love But, if I tell the world I'll never say enough 'cause it was not said to you And that's exactly what I need to do If I end up with you [Chorus] Should I give up, Or should I just keep chasin' pavements? Even if it leads nowhere Or would it be a waste Even if I knew my place Should I leave it there Should I give up, Or should I just keep chasin' pavements Even if it leads nowhere I build myself up And fly around in circles Waitin' as my heart drops And my back begins to tingle Finally, could this be it [Chorus] Or should I give up Or should I just keep chasin' pavements Even if it leads nowhere Or would it be a waste Even if I knew my place Should I leave it there Should I give up Or should I just keep chasin' pavements Even if it leads nowhere Or would

Tips-Tips Menjaga Berat Badan Stabil

Ini adalah tulisan yang random kubuat karena entah kenapa pasca Lebaran orang-orang banyak yang membicarakan berat badan. Aku tergolong orang yang berusaha untuk menaikkan berat badan tapi gak naik-naik -_- Tapi entah karena body image diriku terhadap badanku atau gimana, kalau aku naik berat badannya diatas 60 kg rasanya pengin aku turunin biar tetep 60 kg (FYI, berat badan stabilku 60 Kg). Tips-tips ini berdasarkan pengalaman hidup, berita-berita yang pernah kubaca di internet, dan belum jelas kebenarannya secara ilmiah. Meskipun empiris, kalau mau dicoba silakan, hehe.. Menyibukkan diri . Bukan berarti harus sok sibuk atau cari-cari kerjaan ya, hehe.. Sibuknya bisa dalam berbagai hal: Sibuk belajar, sibuk jalan-jalan, sibuk organisasi atau kepanitiaan, sibuk cari pacar *eh?*, atau sibuk parkirin mobil di Indomaret *oke mulai random*. Soalnya orang yang sibuk melakukan apapun cenderung badannya akan bergerak dan bahkan akan lupa makan. Nah, jadikanlah ini sebuah advantage :

Sesuap Nasi atau Sepeser Uang?

Emir turun dari kendaraan umum dan membayar bapak yang mengemudikan angkot yang tadi ditumpanginya dengan uang pas. Dia melihat jam tangan dan ternyata les baru di mulai 45 menit lagi. Keberangkatannya dari rumah yang sangat cepat, karena tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan di rumah, membuatnya tiba di tempat les secepat ini. Dengan membawa tas bergambar tuts piano khas dari tempat les yang diikutinya, akhirnya dia memutuskan untuk mengunyah beberapa kentang goreng dan meminum teh lemon di sebuah restoran cepat saji yang terletak di seberang tempat les. Emir menyebrang, tiba sebuah restoran cepat saji, masuk, dan langsung memesan karena kebetulan tempat tersebut sedang sepi. Dia menghabiskan waktunya untuk makan, minum, dan membuka situs-situs jejaring sosial melalui telepon genggamnya. Dibacanya jam di restoran cepat saji tersebut dan kurang dari 10 menit les akan dimulai. Emir segera membereskan meja tempatnya makan, mengambil tasnya, dan segera beranjak keluar. Di luar, se