Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

Bystander Effect: Sebuah Posting karena Tidak Mau Curhat Terus di Blog

Karena baru saja di tulisan yang tadi aku menulis betapa sebenarnya aku gak mau menulis curhat doang di blogku, berikut aku mau post tugas esai argumentatifku buat mata kuliah Psikologi Sosial waktu semester 3, hahaha... *Oke fix ini random*. Kenapa tiba-tiba aku menulis tentang "Bystander Effect" ini? Jadi waktu itu pada semester 3 yang cerah, aku lagi diskusi tentang kecelakaan yang bikin macet. Hal ini sudah terjadi beberapa kali pada diriku dan termasuk pagi ini (jam 7an di tol lingkar luar tanggal 12 Oktober lebih tepatnyya) terjadi kejadian ini lagi. Ada kecelakaan kecil dan jalanan jadi macet hanya karena orang-orang nonton kecelakaan ini. Kemudian aku jadi curhat di essay Psikologi Sosial yang kutulis di semester 3 ini tentang hal ini dan karena latar belakang apa yang terjadi pagi ini jadi ingat sama tulisanku dulu dan mau post deh. Oh iya satu lagi, kan kesannya bystander effect tuh negatif gitu kan ya (menurutku, soalnya first impressionnya kalau di buku Psiso

Pesan untuk Deus

Halo Deus, aku sepertinya tidak pernah menuliskan pesan secara tertulis kepada Deus apalagi membiarkan pesanku dibaca oleh semua orang dengan post di blog ini seperti surat pembaca di koran. Maaf ya Deus aku baru menulis pesan kepada Deus saat aku sedang dalam keadaan seperti sekarang ini, aku tahu Deus tahu keadaanku sekarang seperti apa. Aku sedang tidak termotivasi untuk melakukan apapun, kalau kata temanku sedang kehilangan minat melakukan apapun. Bahkan saat aku menulis pesan ini seharusnya aku membuat verbatim wawancara yang durasinya sekitar 50 menit, mengerjakan makalah kunjungan sekolah, membuat analisis untuk tugas filsafat, belajar untuk UTS nanti, mengurusi urusan orkes, urusan di gereja, waduh aku baru sadar ternyata banyak banget. Deus sebenarnya aku tidak mau curhat di blog gini, karena aku niatannya kan tulis blog bukan buat curhat tapi untuk memuat tulisan-tulisanku yang biasa kutulis di waktu senggang atau kalau tiba-tiba niatnya muncul. Sebentar.... Waktu sengga

Kertasnya Berwarna Putih

Kertasnya berwarna putih, bersih sekali. Bahkan tidak ada setitik noda. Tidak ada tulisannya sama sekali, tidak ada gambarnya juga, tidak ada coretan apapun, hanya kertas berwarna putih. Kertas konvensional yang bisa dibeli di tukang fotokopi, bisa dibeli di toko buku, bisa dibeli di supermarket. Bahkan kertas putih ini tidak layak jadi bungkus gorengan karena biasanya bungkus gorengan saja ada tulisan atau gambar didalamnya. Baik tulisan tentang ujian sekolah, kertas bekas laporan keuangan tahun 1990, tabel-tabel kosong yang entah harusnya diisi apa, atau bahkan kertas bekas buku pelajaran yang sebenarnya bisa memberikan ilmu tapi malah jadi bungkus gorengan. Aku pengin banget menulis, entah itu tulisan akademik atau karangan-karangan lain. Entah sebagai seorang akademisi atau sebagai seorang yang terlalu banyak ide atau pikiran. Aku bisa menulis, tapi aku tidak bisa membuat suatu tulisan. Aku memang sekarang menulis, tapi sekarang aku sedang tidak membuat tulisan yang bernilai.