Langsung ke konten utama

Emosi atau Fisik?

"Engkau tidak mengerti peraasaanku! Kita sudah jauh-jauh hari berjanji untuk pergi ke sana tetapi ibu dengan mudahnya membatalkannya. Aku sudah lama mempersiapkan hari ini untuk bisa seharian bersama ibu, tetapi kenapa sih harus batal dengan begitu mudahnya? Janji yang sudah ibu katakan dulu ibu batalkan 30 menit sebelum kepergiannya. Tidak hanya kali ini saja ya bu. Ketika aku pentas, ibu tidak datang. Ketika aku harus pergi lomba, ibu tidak mengucapkan apapun. Ketika aku menjadi siswa terbaik di kelas, tidak ada satupun ucapan selamat kudengar. Apakah ibu tidak sayang aku? Aku sakit hati, aku marah, aku kesal. Aku benci dengan ibu!"

"Ibu tidak marah denganmu. Ibu mengerti kekesalanmu. Kamu yang sekarang berada di dunia ini merupakan perjuangan hidup dan mati. Ibu mengandungmu di usia ibu yang sudah tidak muda lagi, bahkan katanya di usia yang seharusnya tidak wajar seseorang bisa hamil. Tetapi ibu tetap menjagamu, ibu membawamu ke manapun selama 9 bulan. Meskipun ibu lelah dan tidak sekuat dulu, tetapi engkau tetap ibu bawa. Meskipun berkali-kali ibu harus muntah dan terbaring lemas tak berdaya, tetapi engkau tetap ibu bawa. Ketika tiba waktunya melahirkanmu, ini adalah saat yang menegangkan untuk semua. Tidak seperti kakakmu, melahirkanmu membutuhkan perjuangan. Ibu bahkan berdoa pada Tuhan bila hanya salah satu dari kita yang bisa hidup, tolong biarkan anakku saja yang hidup. Ibu memang kesakitan, tetapi bila ibu tidak menahan sakit itu maka kamu tidak ada di dunia ini."

Manakah yang lebih sakit? Tidak dipenuhi kebutuhannya atau sakit melahirkan?

*

"Haduh, capek deh. Pacar gue minta diajak jalan ke sini lah, dibeliin itu lah, ngelakuin anu lah, banyak banget maunya. Terus kalau gak diturutin, pasti marah dan langsung berantem. Diturutin pun kalau dianya belum puas, pasti ngambek juga. Gue bingung juga jadinya. Tapi gue sayang dia meskipun labil gitu. Tahu deh nih yang labil gue atau dia. Gue kadang-kadang sakit hati dia ngomongnya nyelekit banget. Gue tahan-tahan supaya gak bener-bener meledak di depan dia. Gue gak mau pisah sama dia. Capek sih nahan-nahan emosi gitu, capek juga gak bisa kasih tahu atau mengeluhkan kelakuannya dia. Kalau gue putus, lebih menguras hati gue. Yaudahlah, gini aja kayaknya lebih baik."

"Yah, capeknya lo gak seberapa ya. Gue tadi berangkat kerja jam 6 pagi dan gue baru nyampe kantor jam 10 dong. Lo bayangin gue nyetir 3 jam-an gara-gara ada mobil mogok, ada pula kecelakaan, macetnya keterlaluan. Akhirnya gue parkir di mall deket sono dan jalan ke kantor. Lumayan juga gue jalan 1 jam, mending lah daripada gue kalau nyetir habis makan siang kali gue sampenya. Di kantor tiba-tiba kerjaan gue menumpuk, gue terpaksa lembur karena gue gak mau numpuk pekerjaan. Pulangnya gue terpaksa naik taksi buat ke mall cuma buat ambil mobil gue. Sialnya mallnya tutup pula jadi gue harus muter-muter cari satpam demi ngeluarin mobil gue. Sampe rumah subuh dan paginya gue masih ke kantor lagi. Kurang capek apa gue coba?"

Manakah yang lebih lelah? Lelah emosi atau lelah fisik?

*

"Aku mendengar dia mengatakan hal yang menyakitkan, tetapi apa yang dia katakan benar. Kata-katanya memang tidak kasar dan tidak dikatakan dengan suara tinggi, namun kata-katanya benar-benar menusuk tepat di hatiku. Sakitnya ibarat ditusuk pisau dan dilumuri perasan lemon. Aku tidak bisa menyalahkannya karena apa yang dikatakannya benar adanya. Sakit memang, tetapi benar."

"Tenang saja lah, jari gue pernah kepotong pas gue lagi masak. Gak cuman kepotong sih tapi ketusuk, lo gak usah nanya deh gimana ketusuknya pokoknya itu bodoh banget. Kalau lo ngomong sakit karena dilumuri perasan lemon, memang itu luar biasa sakit sih. Lo bisa bayangin daging dari jari gue bisa kelihatan jelas dan gak cuman kena permukaan kulit doang. Dengan bodohnya kena perasan lemon pula. Gue sampe menjerit kenceng banget. Sakit banget sumpah."

Manakah yang lebih menusuk? Kata-kata atau pisau?

*

Bisakah ini dibandingkan? Mengapa bisa? Mengapa tidak? Mungkinkah dibandingkan? Bagaimana mungkin emosi dan fisik dibandingkan? Pertanyaan, pertanyaan, pertanyaan. Retori kah?

CBA
17 Mei 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak dan Ibunya yang sedang Menyulam

Seorang anak melihat ibunya sedang menyulam di ruang tamu. Sang ibu duduk di sebuah kursi santai dan mulai menyulam dengan tenang. Tampak telaten ibu tersebut memasukkan benang ke dalam jarum, mulai menusukkan jarum ke kain sulamannya, dan mulai menyulam perlahan-lahan. Sang anak yang penasaran dengan apa yang ibunya lakukan mendatangi ibunya. Dia berlari kecil ke hadapan ibu, dan menarik-narik celana ibunya untuk mendapatkan perhatian dari ibunya. "Ibu ibu, sedang apa sih ibu?". "Ibu sedang menyulam sayang, ibu sedang membuat menyulam gambar seorang anak yang sedang berdoa.". "Ooohhh, hebat sekali ibu." Jawab anak tersebut dengan kagum. Ibu tersebut hanya bisa tersenyum mendengar komentar anaknya. Tidak berapa lama, anaknya kembali bertanya kepada ibunya "Bu, kok sulamannya tidak berbentuk seperti anak yang sedang berdoa? Kelihatannya malah seperti benang kusut?". Ibunya diam saja namun tersenyum mendengar pertanyaan anaknya yang berada di

Sindroma Kepala Dua

Hal pertama yang kulakukan sebelum aku menulis postingan ini adalah mengganti judul blog ini. Gak tahu ya hal simpel ini cukup bermakna buatku. Entah kenapa aku memiliki keinginan yang besar untuk menulis sekarang. Tapi aku tidak tahu apa yang ingin kutulis, jadi aku akan mengeluarkan saja semua yang ada di pikiranku sekarang yaa. Baru beberapa hari silam, aku bercengkrama dengan seorang temanku tentang menulis di blog. Aku merasa bahwa tulisanku dulu dan sekarang itu berbeda. Dulu aku bisa menulis dengan bebas, aku merasa apapun bisa kutulis tanpa mempedulikan apapun, kreativitas bisa kutumpahkan dalam tulisan. Sekarang aku berbeda dengan yang dulu. Aku sekarang lebih memerhatikan gramatika penulisan, aku memerhatikan kohesivitas tulisan dari awal sampai akhir, aku menulis dengan berhati-hati agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Aku memang seorang mahasiswa yang mau tak mau harus membuat tulisan-tulisan dengan kaku, perlu mencantumkan sumber, harus memerhatikan berbagai as

Mengejar Trotoar

I've made up my mind, Don't need to think it over If I'm wrong, I am right Don't need to look no further, This ain't lust I know this is love But, if I tell the world I'll never say enough 'cause it was not said to you And that's exactly what I need to do If I end up with you [Chorus] Should I give up, Or should I just keep chasin' pavements? Even if it leads nowhere Or would it be a waste Even if I knew my place Should I leave it there Should I give up, Or should I just keep chasin' pavements Even if it leads nowhere I build myself up And fly around in circles Waitin' as my heart drops And my back begins to tingle Finally, could this be it [Chorus] Or should I give up Or should I just keep chasin' pavements Even if it leads nowhere Or would it be a waste Even if I knew my place Should I leave it there Should I give up Or should I just keep chasin' pavements Even if it leads nowhere Or would