Langsung ke konten utama

Proyek Bersyukur

Tanggal 1 Juni, orang Indonesia akan berpikir bahwa hari ini adalah hari Kelahiran Pancasila. Berbeda dengan diriku, entah kenapa dari pagi ada satu hal yang terngiang-ngiang dalam otakku dan itu adalah sebuah proyek kecil untuk diriku. Aku namakan PROYEK BERSYUKUR. Kenapa aku bisa kepikiran ini?

Hal ini dimulai dari aku yang berpikir ketika menyetir dan jalanan super macet. Entah kenapa sejak hari kamis kemarin aku selalu merasa ada macet tidak normal yang membuat perjalananku yang seharusnya kutempuh dalam waktu singkat menjadi sangaaaatttt panjaaaannnggg. Aku jadi mencoba untuk berpikir sejenak mengenai diriku sendiri. Aku adalah seseorang yang suka banget mengeluh. Aku inget banget kalau macet dikit aku selalu mengeluh baik di sosial media maupun teriak-teriak sendiri di mobil. Tidak hanya kalau sedang macet, ada banyak hal yang sering aku keluhkan. Tugas kuliah, pekerjaan non-akademik yang menumpuk, orang lain, diriku sendiri, keluarga, selalu ada saja yang bisa aku keluhkan.

Ada satu kutipan yang aku ingat ketika aku berpikir bahwa aku suka mengeluh. "Maybe not everyday seems like a good day, but there's always something good in everyday", mungkin kalian ada yang pernah membaca ini di tulisan blogku yang sebelumnya. Aku kembali membacanya dan kembali mengingat diriku (kayaknya aku pikun banget bahkan sama diri sendiri itu seperti apa aja lupa). Aku memang berusaha berpikir positif, tapi aku juga suka mengeluh. Hmmm, agak paradoks sih memang, tapi itu beneran terjadi. Dengan berpikir bahwa setiap hari pasti ada sesuatu yang baik terjadi, yang berarti pasti ada sesuatu yang patut disyukuri, makanya aku kepikiran membuat Proyek Bersyukur ini.

Kalau dilihat dari KBBI (niat banget), proyek adalah rencana pekerjaan dengan sasaran khusus dan dengan saat penyelesaian yg tegas

Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/Proyek#ixzz2UyV8n4hX


Jadi sasaran dari proyek bersyukur ini adalah membuat diriku lebih mensyukuri setiap hal yang terjadi dalam kehidupanku. Setiap hal sekecil apapun dan sebesar apapun pasti ada yang bisa disyukuri. Yaa, semoga juga mengurangi kebiasaanku mengeluh, hehe.. Jadi ayo mensyukuri setiap hal dalam hidup. Kalau bisa memberikan dampak kepada teman-teman agar lebih mensyukuri hidup dan hidup lebih positif bagus deh. Siapa tahu nanti bisa bikin sesuatu kayak yang di film Pay It Forward *ngarep*. Aku akan coba setiap hari dan selama bulan Juni ini dulu deh.

Ini juga terinspirasi dari mata kuliah Pelatihan I di kampus. Setiap kita selesai kelas kita melakukan jurnal untuk menceritakan hal baik yang terjadi hari itu, hal yang bisa ditingkatkan, dan apresiasi kepada siapapun. Mungkin aku sedikit mencontek cara tersebut dan membuatnya dalam versi tertulis yang aku tulis di sosial media. Terus jurnal itu kan biasanya dibuat setiap hari kamis selesai kelas, nah aku buatnya setiap hari :p *sedikit inovasi*. Jadi dalam melakukan proyek ini, aku akan menceritakan, mengekspresikan, atau post sesuatu untuk kasih tahu apa yang kusyukuri pada hari itu. Sederhana sih memang dan semoga bertahan selama sebulan ini,

Sebagai cerita #ProyekBersyukur pertamaku, aku akan cerita hal baik yang terjadi hari ini:
Aku mendapatkan reed bassoon pertamaku dari temanku di orkes, terima kasih Rae :D Aku pengin banget main bassoon dan semoga saja cita-cita itu tercapai, dimulai dari punya reed sampai akhirnya punya bassoon, haha.. Hari ini juga di orkes latihan lagu Emperor Waltz yang terakhir kumainkan tahun 2011, dan dengan lucunya kami punya lirik baru untuk lagu ini. Coba deh dengerin lagu Emperor Waltz karya Strauss Jr. dan nyanyi "Sudah malam ikan bobo" atau "Susu murni nasional" :p Aku bersyukur hari sabtu ini menjadi sabtu yang baik :)

#ProyekBersyukur hari pertama terlaksana, mari kita lihat 29 hari sisa bulan Juni ini apa saja yaa yang akan terjadi :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sindroma Kepala Dua

Hal pertama yang kulakukan sebelum aku menulis postingan ini adalah mengganti judul blog ini. Gak tahu ya hal simpel ini cukup bermakna buatku. Entah kenapa aku memiliki keinginan yang besar untuk menulis sekarang. Tapi aku tidak tahu apa yang ingin kutulis, jadi aku akan mengeluarkan saja semua yang ada di pikiranku sekarang yaa. Baru beberapa hari silam, aku bercengkrama dengan seorang temanku tentang menulis di blog. Aku merasa bahwa tulisanku dulu dan sekarang itu berbeda. Dulu aku bisa menulis dengan bebas, aku merasa apapun bisa kutulis tanpa mempedulikan apapun, kreativitas bisa kutumpahkan dalam tulisan. Sekarang aku berbeda dengan yang dulu. Aku sekarang lebih memerhatikan gramatika penulisan, aku memerhatikan kohesivitas tulisan dari awal sampai akhir, aku menulis dengan berhati-hati agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Aku memang seorang mahasiswa yang mau tak mau harus membuat tulisan-tulisan dengan kaku, perlu mencantumkan sumber, harus memerhatikan berbagai as...

Sebuah Mimpi Tentang Pendeta

Judul ini merupakan judul salah satu sebuah file text document di my document laptopku. Aku buat ini tanggal 3 Januari untuk mimpiku tanggal 2 Januari. Sebenarnya aku lupa kenapa aku tiba-tiba menuliskan tentang mimpi ini, hal kuingat adalah saat aku bangun tidur setelah mimpi ini aku secara otomatis menyalakan laptop dan mengetik apa yang ada dalam mimpiku tanggal 2 Januari tersebut. Jadi inilah yang kuketik dalam file tersebut dengan pengubahan seperlunya... 2 Januari 2013 Seorang pendeta sedang khotbah di atas mimbar. Semua jemaatnya sibuk sendiri. Ada yang ngobrol sama sebelahnya, ada yang mainan HP, ada yang lebih sibuk mengurusi anaknya. Kemudian pendeta tersebut terdiam dan turun dari mimbarnya, tapi tidak ada yang sadar kalau pendetanya sudah pergi. Tiba-tiba pendeta itu menghampiri aku dan seorang teman gereja dan mengajak kami 'nongkrong'. Kami ngobrol di lantai, di depan sebuah pintu entah di mana. Akhirnya kita ngobrol-ngobrol sampai akhirnya aku bertanya ...

Power of Word for me as a Human

Pertama-tama, biarkan aku norak dahulu karena post pertamaku yang aku ketik via blogger di HP *oke gak penting* Sudahkah ada yang membaca tulisanku sebelummya? Tulisan terburuk, paling menurunkan semangat, sarat dengan energi negatif, dan hal-hal lainnya. Bahkan aku merasa seperti Sutardji Calzoum Bachri yang konon katanya (ibuku) kalau menulis itu dia mabuk-mabukkan dulu baru menulis. Ya, seperti itulah aku merasa saat menulis tentang tulisan sebelumnya dan aku sangat meminta maaf bila tulisan tersebut memengaruhi hidup siapapun >.< Tulisan itu adalah suatu ajang katarsis untuk diriku, ajang aku mengekspresikan semua hal yang ada di pikiranku. Kalau kata Friedrich Nietszche tulisan itu kuasa dari seorang pengarang, jadi ada motif dibalik pengarang. Motifku seutuhnya adalah suatu tempat aku mengekspresikan diriku. Jujur aku sangat lega saat bisa menumpahkan semuanya dalam tulisan. Karena aku tidak tahu cara lain untuk mengekspresikannya, yaa setidaknya aku tidak tahu pada saat...