Langsung ke konten utama

Pesan untuk Deus

Halo Deus, aku sepertinya tidak pernah menuliskan pesan secara tertulis kepada Deus apalagi membiarkan pesanku dibaca oleh semua orang dengan post di blog ini seperti surat pembaca di koran. Maaf ya Deus aku baru menulis pesan kepada Deus saat aku sedang dalam keadaan seperti sekarang ini, aku tahu Deus tahu keadaanku sekarang seperti apa. Aku sedang tidak termotivasi untuk melakukan apapun, kalau kata temanku sedang kehilangan minat melakukan apapun. Bahkan saat aku menulis pesan ini seharusnya aku membuat verbatim wawancara yang durasinya sekitar 50 menit, mengerjakan makalah kunjungan sekolah, membuat analisis untuk tugas filsafat, belajar untuk UTS nanti, mengurusi urusan orkes, urusan di gereja, waduh aku baru sadar ternyata banyak banget.

Deus sebenarnya aku tidak mau curhat di blog gini, karena aku niatannya kan tulis blog bukan buat curhat tapi untuk memuat tulisan-tulisanku yang biasa kutulis di waktu senggang atau kalau tiba-tiba niatnya muncul. Sebentar.... Waktu senggang? Emangnya aku masih punya? Hahaha... Oh Deus I need to unwind a bit, I need a vacation too I think. Sepertinya aku butuh mengembangkan diriku juga. Deus pasti tahu beberapa hari ini aku lari dari rutinitasku. Aku lebih memilih kegiatan yang membuatku senang seperti nonton, kumpul bersama teman, makan-makan, dan bahkan menulis blog instead of doing my assignment. I'm doing a self-defeating behavior.

Ada beberapa hal yang mengganjal di pikiranku sekarang. Hal paling pertama dan terutama adalah karena Billy's Thought Book-ku tidak jelas keberadaannya T_T Tulisan-tulisan dan quotes-quotes yang sudah kukumpulkan sejak SMA itu tidak ada, aku gak mau benda itu hilang, tapi sudah berhari-hari aku cari tetep gak ketemu. Aku tahu sih Deus tidak mungkin bisa memunculkan secara ajaib buku itu tanpa usaha dariku, tapi Deus aku sudah berusaha, apakah kurang usahaku?
Hal kedua adalah aku sedang kangen dengan banyak teman-temanku. Aku kangen dengan dia, dia, dia, dia, dia ,dia, dia, dan masih banyak dia lagi yang aku kangen. Aku ingin bertemu dengan mereka, aku tidak suka kalau orang-orang  bilang susah ketemu dengan aku karena aku sibuk. Aku tidak suka sibuk, karena sibuk menjauhkan aku dari teman-temanku. Kalau aku tidak bisa bertemu dengan mereka, setidaknya perbolehkan aku tahu kabar mereka melalui pesan verbal, non-verbal, atau kode apapun. Kalau aku tidak tahu kabar mereka, semoga aku bisa kepo dengan baik dan jadi tahu teman-temanku baik-baik saja atau tidak.
Hal ketiga karena stressorku yang ada di mana-mana, tugas kampus , organisasi, tugas di gereja, perlahan-perlahan mereka menjadi stressorku padahal mungkin biasa-biasa saja. Aku tahu aku harusnya membuatnya menjadi eustress bukan distress, tapi belum bisa sekarang. Kalau yang ini mau gak mau pasti harus aku hadapi sih, tapi aku yakin kok aku bisa. Lingkunganku kadang-kadang menjadi stressor tersendiri buatku sih. Aku kerjain tugas dan lihat temenku kok kayaknya lebih outstanding aku panik. Aku gabut dan temanku belajar serius aku panik. Aku lihat teman-temanku sukses dengan menang lomba ini itu, ke luar negeri ikut kegiatan ini itu, aku iri dan stress karena aku terjebak di Jakarta, Bekasi, Depok, dan sekitarnya dan merasa tidak berkembang sama sekali. Aku benar-benar neurotik sekali ya, luar biasa.

Sekali lagi maaf ya Deus aku kirim pesan kepada Deus saat aku berada dalam kondisi negatif kayak gini, Deus tahu kan betapa Deus begitu dekat tapi begitu jauh untukku. Aku selalu mensyukuri Deus ada dalam kehidupanku dan mungkin itu yang membuat aku suka dengan Kierkegaard juga. Deus, aku gak mau pisah sama Deus. Aku masih pengin menulis pesan. Aku masih pengin melipat tangan, menutup mata, dan berbicara dengan Deus sampai aku merasa suatu perasaan di mana ada seseorang yang memelukku lembut dari belakang. Ya, aku masih ingat perasaan itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak dan Ibunya yang sedang Menyulam

Seorang anak melihat ibunya sedang menyulam di ruang tamu. Sang ibu duduk di sebuah kursi santai dan mulai menyulam dengan tenang. Tampak telaten ibu tersebut memasukkan benang ke dalam jarum, mulai menusukkan jarum ke kain sulamannya, dan mulai menyulam perlahan-lahan. Sang anak yang penasaran dengan apa yang ibunya lakukan mendatangi ibunya. Dia berlari kecil ke hadapan ibu, dan menarik-narik celana ibunya untuk mendapatkan perhatian dari ibunya. "Ibu ibu, sedang apa sih ibu?". "Ibu sedang menyulam sayang, ibu sedang membuat menyulam gambar seorang anak yang sedang berdoa.". "Ooohhh, hebat sekali ibu." Jawab anak tersebut dengan kagum. Ibu tersebut hanya bisa tersenyum mendengar komentar anaknya. Tidak berapa lama, anaknya kembali bertanya kepada ibunya "Bu, kok sulamannya tidak berbentuk seperti anak yang sedang berdoa? Kelihatannya malah seperti benang kusut?". Ibunya diam saja namun tersenyum mendengar pertanyaan anaknya yang berada di ...

Sindroma Kepala Dua

Hal pertama yang kulakukan sebelum aku menulis postingan ini adalah mengganti judul blog ini. Gak tahu ya hal simpel ini cukup bermakna buatku. Entah kenapa aku memiliki keinginan yang besar untuk menulis sekarang. Tapi aku tidak tahu apa yang ingin kutulis, jadi aku akan mengeluarkan saja semua yang ada di pikiranku sekarang yaa. Baru beberapa hari silam, aku bercengkrama dengan seorang temanku tentang menulis di blog. Aku merasa bahwa tulisanku dulu dan sekarang itu berbeda. Dulu aku bisa menulis dengan bebas, aku merasa apapun bisa kutulis tanpa mempedulikan apapun, kreativitas bisa kutumpahkan dalam tulisan. Sekarang aku berbeda dengan yang dulu. Aku sekarang lebih memerhatikan gramatika penulisan, aku memerhatikan kohesivitas tulisan dari awal sampai akhir, aku menulis dengan berhati-hati agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Aku memang seorang mahasiswa yang mau tak mau harus membuat tulisan-tulisan dengan kaku, perlu mencantumkan sumber, harus memerhatikan berbagai as...

Sebuah Mimpi Tentang Pendeta

Judul ini merupakan judul salah satu sebuah file text document di my document laptopku. Aku buat ini tanggal 3 Januari untuk mimpiku tanggal 2 Januari. Sebenarnya aku lupa kenapa aku tiba-tiba menuliskan tentang mimpi ini, hal kuingat adalah saat aku bangun tidur setelah mimpi ini aku secara otomatis menyalakan laptop dan mengetik apa yang ada dalam mimpiku tanggal 2 Januari tersebut. Jadi inilah yang kuketik dalam file tersebut dengan pengubahan seperlunya... 2 Januari 2013 Seorang pendeta sedang khotbah di atas mimbar. Semua jemaatnya sibuk sendiri. Ada yang ngobrol sama sebelahnya, ada yang mainan HP, ada yang lebih sibuk mengurusi anaknya. Kemudian pendeta tersebut terdiam dan turun dari mimbarnya, tapi tidak ada yang sadar kalau pendetanya sudah pergi. Tiba-tiba pendeta itu menghampiri aku dan seorang teman gereja dan mengajak kami 'nongkrong'. Kami ngobrol di lantai, di depan sebuah pintu entah di mana. Akhirnya kita ngobrol-ngobrol sampai akhirnya aku bertanya ...