Langsung ke konten utama

Kemunafikan

Orang ini datang kepadaku, dia berkata "Bagaimana keadaan semuanya?". Langsung kujawab kalau semuanya baik-baik saja, dengan tersenyum. Aku yang mengetuai acara ini tentu ingin acara ini berjalan lancar, dan tanpa orang ini, mungkin semuanya akan lebih baik.

Noh, nama orang yang awalnya kukagumi, namun kubenci sekarang. Awalnya, aku dengan senang hati saat menjadi ketua dan ditunjuk olehnya, dari ratusan orang, dia menunjuk aku. Selama persiapan, dia selalu memberi saran, mengkritik, membantu dan mendukungku. Aku amat terbantu olehnya.

Yang kukagumi dari dia adalah rasa pedulinya, dia mau menegur orang yang berbuat salah dengan tegas, membantu teman-temannya yang kesulitan dan jujur terhadap segala hal. Ya segala hal, bahkan tentang dirinya.

Sehari sebelum acara, semuanya terlihat sempurna, aku ingin berterima kasih padanya. Aku mencarinya kemana-mana, aku bertanya pada teman-temannya, dan akhirnya aku mendatangi rumahnya. Saat aku ingin berterima kasih padanya, didepan mataku, dia melakukan sesuatu hal yang kuanggap tabu. Dia menggunakan barang-barang terlarang bersama teman-temannya, tak habis pikir orang seperti dia melakukan hal seperti itu. Dari mulutnya asap mengebul kearahku, dia berkata dengan wajah tak bersalah apa mauku. Akhirnya, aku pergi dari sana.

Dari situ aku menemukan suatu hal, semua manusia itu munafik. Orang yang kupikir sempurna, ternyata hanya sampah tak berguna.

Dia melihat diriku dan bertanya "Apa yang sedang kau pikirkan?". Aku menjawab "Adakah orang yang lebih munafik daripada dirimu?"


*This story is a fiction, kalau ada kesamaan nama atau merasa tersinggung, mohon dimaafkan ^_^ *

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak dan Ibunya yang sedang Menyulam

Seorang anak melihat ibunya sedang menyulam di ruang tamu. Sang ibu duduk di sebuah kursi santai dan mulai menyulam dengan tenang. Tampak telaten ibu tersebut memasukkan benang ke dalam jarum, mulai menusukkan jarum ke kain sulamannya, dan mulai menyulam perlahan-lahan. Sang anak yang penasaran dengan apa yang ibunya lakukan mendatangi ibunya. Dia berlari kecil ke hadapan ibu, dan menarik-narik celana ibunya untuk mendapatkan perhatian dari ibunya. "Ibu ibu, sedang apa sih ibu?". "Ibu sedang menyulam sayang, ibu sedang membuat menyulam gambar seorang anak yang sedang berdoa.". "Ooohhh, hebat sekali ibu." Jawab anak tersebut dengan kagum. Ibu tersebut hanya bisa tersenyum mendengar komentar anaknya. Tidak berapa lama, anaknya kembali bertanya kepada ibunya "Bu, kok sulamannya tidak berbentuk seperti anak yang sedang berdoa? Kelihatannya malah seperti benang kusut?". Ibunya diam saja namun tersenyum mendengar pertanyaan anaknya yang berada di ...

Sindroma Kepala Dua

Hal pertama yang kulakukan sebelum aku menulis postingan ini adalah mengganti judul blog ini. Gak tahu ya hal simpel ini cukup bermakna buatku. Entah kenapa aku memiliki keinginan yang besar untuk menulis sekarang. Tapi aku tidak tahu apa yang ingin kutulis, jadi aku akan mengeluarkan saja semua yang ada di pikiranku sekarang yaa. Baru beberapa hari silam, aku bercengkrama dengan seorang temanku tentang menulis di blog. Aku merasa bahwa tulisanku dulu dan sekarang itu berbeda. Dulu aku bisa menulis dengan bebas, aku merasa apapun bisa kutulis tanpa mempedulikan apapun, kreativitas bisa kutumpahkan dalam tulisan. Sekarang aku berbeda dengan yang dulu. Aku sekarang lebih memerhatikan gramatika penulisan, aku memerhatikan kohesivitas tulisan dari awal sampai akhir, aku menulis dengan berhati-hati agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Aku memang seorang mahasiswa yang mau tak mau harus membuat tulisan-tulisan dengan kaku, perlu mencantumkan sumber, harus memerhatikan berbagai as...

Sebuah Mimpi Tentang Pendeta

Judul ini merupakan judul salah satu sebuah file text document di my document laptopku. Aku buat ini tanggal 3 Januari untuk mimpiku tanggal 2 Januari. Sebenarnya aku lupa kenapa aku tiba-tiba menuliskan tentang mimpi ini, hal kuingat adalah saat aku bangun tidur setelah mimpi ini aku secara otomatis menyalakan laptop dan mengetik apa yang ada dalam mimpiku tanggal 2 Januari tersebut. Jadi inilah yang kuketik dalam file tersebut dengan pengubahan seperlunya... 2 Januari 2013 Seorang pendeta sedang khotbah di atas mimbar. Semua jemaatnya sibuk sendiri. Ada yang ngobrol sama sebelahnya, ada yang mainan HP, ada yang lebih sibuk mengurusi anaknya. Kemudian pendeta tersebut terdiam dan turun dari mimbarnya, tapi tidak ada yang sadar kalau pendetanya sudah pergi. Tiba-tiba pendeta itu menghampiri aku dan seorang teman gereja dan mengajak kami 'nongkrong'. Kami ngobrol di lantai, di depan sebuah pintu entah di mana. Akhirnya kita ngobrol-ngobrol sampai akhirnya aku bertanya ...