Langsung ke konten utama

Memahami Tanpa Kata-Kata

Buat kalian yang berjuang untuk menerka maunya dunia, padahal kalian tidak terlahir sebagai seorang cenayang
Selamat datang dalam duniaku

Memahami kadang lelah, makanya memahami adalah kata aktif
Dipahami lebih mudah, karena dipahami adalah kata pasif
Seseorang yang aktif akan bergerak lincah, pantas lelah
Seseorang yang pasif tak suka disesah, karena bikin gerah

Setiap aku bertanya, jarang aku mendapatkan jawaban
Ketika terjawab, aku merasa itu bukan jawaban akan pertanyaanku
Jawaban itu menjawab pertanyaanku yang sudah lalu
Bahkan jawabannya kudapatkan bukan dari mulutnya

Pertanyaan muncul tentang cara dunia bekerja
Bagaimana mengetahui tanpa perlu menjadi ahli nujum
Mudah saja, perkuat waskita
Namun sepertinya hal tersebut tidak umum

Mata yang jeli dapat melihat pola
Telinga yang jeli dapat mendengar kisah
Hidung yang jeli dapat mencium emosi
Kulit yang jeli dapat merasakan beban

Kan sudah kubilang, jawaban bukan dari mulutnya
Karena kalian akan selalu melihatnya berbicara
Kalian harus melihat dibalik kata
Karena dunia sering mereka-reka

Istirahatlah jika memang dibutuhkan
Memang me- itu lebih bikin penat dari di-
Percayalah, dunia pun berusaha memahamimu
Ingat bahwa kamu adalah bagian dunia juga

Rumit, jangan dibawa pusing, nikmati saja
Sampai kamu bisa memahami tanpa kata-kata

7 Mei 2019
Sepulang mengajar 6 SKS, menghadapi kemacetan, menahan kencing, terlelap, terbangun, dan tetap berusaha memahaminya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak dan Ibunya yang sedang Menyulam

Seorang anak melihat ibunya sedang menyulam di ruang tamu. Sang ibu duduk di sebuah kursi santai dan mulai menyulam dengan tenang. Tampak telaten ibu tersebut memasukkan benang ke dalam jarum, mulai menusukkan jarum ke kain sulamannya, dan mulai menyulam perlahan-lahan. Sang anak yang penasaran dengan apa yang ibunya lakukan mendatangi ibunya. Dia berlari kecil ke hadapan ibu, dan menarik-narik celana ibunya untuk mendapatkan perhatian dari ibunya. "Ibu ibu, sedang apa sih ibu?". "Ibu sedang menyulam sayang, ibu sedang membuat menyulam gambar seorang anak yang sedang berdoa.". "Ooohhh, hebat sekali ibu." Jawab anak tersebut dengan kagum. Ibu tersebut hanya bisa tersenyum mendengar komentar anaknya. Tidak berapa lama, anaknya kembali bertanya kepada ibunya "Bu, kok sulamannya tidak berbentuk seperti anak yang sedang berdoa? Kelihatannya malah seperti benang kusut?". Ibunya diam saja namun tersenyum mendengar pertanyaan anaknya yang berada di ...

Sindroma Kepala Dua

Hal pertama yang kulakukan sebelum aku menulis postingan ini adalah mengganti judul blog ini. Gak tahu ya hal simpel ini cukup bermakna buatku. Entah kenapa aku memiliki keinginan yang besar untuk menulis sekarang. Tapi aku tidak tahu apa yang ingin kutulis, jadi aku akan mengeluarkan saja semua yang ada di pikiranku sekarang yaa. Baru beberapa hari silam, aku bercengkrama dengan seorang temanku tentang menulis di blog. Aku merasa bahwa tulisanku dulu dan sekarang itu berbeda. Dulu aku bisa menulis dengan bebas, aku merasa apapun bisa kutulis tanpa mempedulikan apapun, kreativitas bisa kutumpahkan dalam tulisan. Sekarang aku berbeda dengan yang dulu. Aku sekarang lebih memerhatikan gramatika penulisan, aku memerhatikan kohesivitas tulisan dari awal sampai akhir, aku menulis dengan berhati-hati agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Aku memang seorang mahasiswa yang mau tak mau harus membuat tulisan-tulisan dengan kaku, perlu mencantumkan sumber, harus memerhatikan berbagai as...

Sebuah Mimpi Tentang Pendeta

Judul ini merupakan judul salah satu sebuah file text document di my document laptopku. Aku buat ini tanggal 3 Januari untuk mimpiku tanggal 2 Januari. Sebenarnya aku lupa kenapa aku tiba-tiba menuliskan tentang mimpi ini, hal kuingat adalah saat aku bangun tidur setelah mimpi ini aku secara otomatis menyalakan laptop dan mengetik apa yang ada dalam mimpiku tanggal 2 Januari tersebut. Jadi inilah yang kuketik dalam file tersebut dengan pengubahan seperlunya... 2 Januari 2013 Seorang pendeta sedang khotbah di atas mimbar. Semua jemaatnya sibuk sendiri. Ada yang ngobrol sama sebelahnya, ada yang mainan HP, ada yang lebih sibuk mengurusi anaknya. Kemudian pendeta tersebut terdiam dan turun dari mimbarnya, tapi tidak ada yang sadar kalau pendetanya sudah pergi. Tiba-tiba pendeta itu menghampiri aku dan seorang teman gereja dan mengajak kami 'nongkrong'. Kami ngobrol di lantai, di depan sebuah pintu entah di mana. Akhirnya kita ngobrol-ngobrol sampai akhirnya aku bertanya ...