Langsung ke konten utama

Longing and/or Missing Someone

Pernahkah merasa kangen sama seseorang, sampai tugas academic writing disuruh buat cause and effect essay aja akhirnya nulis tentang kangennya itu? Aku harap aku bukan satu-satunya orang yang melakukannya. Apa yang aku tulis ini sebenarnya adalah tugas yang terlupakan oleh gurunya. Aku ingat di buku academic writing, kami diminta untuk membuat draft apa penyebab dan akibat dari topik yang dipilih. Kemudian dari draft itu dikembangkan menjadi tulisan. Lalu lahirlah tulisan ini, tapi tidak pernah dikumpulkan kepada gurunya. Layaknya siswa teladan pada umumnya, tidak ada murid yang berinisiatif memberitahukan gurunya kalau ada tugas yang belum dikumpulkan. Daripada mengendap dalam komputer, aku taruh sini saja deh.

Sesungguhnya masih ada sedikit misteri buatku. Sebenarnya kangen itu dalam bahasa Inggris itu "missing" atau "longing" sih? Waktu aku bilang mau buat esai sebab-akibat dari "missing my friend", gurunya bertanya apakah maksudnya orang ini menghilang dan mau kamu tulis sebab-akibatnya? (Walaupun emang ketika esai ini ditulis, ada orang yang memang sedang "hilang" sih). Tapi yang kumaksud adalah rasa kangen, rasa ingin bertemu dengan orang yang sudah lama bertemu. Terus disarankan pakai istilah "longing my friend" deh.

Baiklah cukup preambule-nya. Silakan membaca tulisan akademik / curhatan seorang Billy. Karena ini esai belajar nulis, ya harap maklum segala dosa tata bahasa dan alur yang kurang jelasnya, haha.. Aku cuma mau berbagi perasaanku melalui tulisan yang menguras otak kok. :p


Longing for Friends

Longing for your friends, especially the closest friend, may give mixed feelings. Sometimes the one who is longing for his or her friend cannot immediately meet the person he or she is longing for. As the consequences, it is usually uncomfortable to miss someone since that person cannot be visited when the feelings strike. There is a self-defence technique in psychoanalysis called rationalization that can be used to to make an individual feeling more comfortable when one is missing his or her friend. A way to rationalize is to understand what causes that person cannot be met immediately.
One of the classic reasons why it is hard to meet a person is because that person is busy. He or she prioritizes to do something else instead of meeting his or her friend. It is understandable because everybody has its own schedule and one cannot fit everything there. Therefore, the one who cannot be met does not intentionally abandon his or her friend, but because there are more important things to do.
Another possible reason is because that person is hard to be contacted. The one who is longing for his or her friend usually texted his or her friend first to ask for a meeting. Unfortunately, the text is sometimes not replied by him or her. Since there is no reply, there is also no chance of knowing where that person is. Therefore, meeting him or her seems impossible.
There can be a scenario when two people finally got a chance to contact each other, but the schedule of both parties are not fit. It is good to remember that the one with the packed schedule is not only the person whom an individual want to meet but also the one who is missing his or her friend. It leads to the previous reason which is because of the busy schedule both people have. Thus, the feeling of longing someone will still be there.
Being busy, hard to be contacted, and the schedule that is not fit may become three reasons why it is hard to meet someone one is longing for. At least by knowing the causes of why it is hard to meet, it can calm down the uncomfortable feeling that the person who is longing for his or her friend’s feeling. One day when both people can meet, it will be a good moment to catch up with their own life update.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak dan Ibunya yang sedang Menyulam

Seorang anak melihat ibunya sedang menyulam di ruang tamu. Sang ibu duduk di sebuah kursi santai dan mulai menyulam dengan tenang. Tampak telaten ibu tersebut memasukkan benang ke dalam jarum, mulai menusukkan jarum ke kain sulamannya, dan mulai menyulam perlahan-lahan. Sang anak yang penasaran dengan apa yang ibunya lakukan mendatangi ibunya. Dia berlari kecil ke hadapan ibu, dan menarik-narik celana ibunya untuk mendapatkan perhatian dari ibunya. "Ibu ibu, sedang apa sih ibu?". "Ibu sedang menyulam sayang, ibu sedang membuat menyulam gambar seorang anak yang sedang berdoa.". "Ooohhh, hebat sekali ibu." Jawab anak tersebut dengan kagum. Ibu tersebut hanya bisa tersenyum mendengar komentar anaknya. Tidak berapa lama, anaknya kembali bertanya kepada ibunya "Bu, kok sulamannya tidak berbentuk seperti anak yang sedang berdoa? Kelihatannya malah seperti benang kusut?". Ibunya diam saja namun tersenyum mendengar pertanyaan anaknya yang berada di ...

Sindroma Kepala Dua

Hal pertama yang kulakukan sebelum aku menulis postingan ini adalah mengganti judul blog ini. Gak tahu ya hal simpel ini cukup bermakna buatku. Entah kenapa aku memiliki keinginan yang besar untuk menulis sekarang. Tapi aku tidak tahu apa yang ingin kutulis, jadi aku akan mengeluarkan saja semua yang ada di pikiranku sekarang yaa. Baru beberapa hari silam, aku bercengkrama dengan seorang temanku tentang menulis di blog. Aku merasa bahwa tulisanku dulu dan sekarang itu berbeda. Dulu aku bisa menulis dengan bebas, aku merasa apapun bisa kutulis tanpa mempedulikan apapun, kreativitas bisa kutumpahkan dalam tulisan. Sekarang aku berbeda dengan yang dulu. Aku sekarang lebih memerhatikan gramatika penulisan, aku memerhatikan kohesivitas tulisan dari awal sampai akhir, aku menulis dengan berhati-hati agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Aku memang seorang mahasiswa yang mau tak mau harus membuat tulisan-tulisan dengan kaku, perlu mencantumkan sumber, harus memerhatikan berbagai as...

Sebuah Mimpi Tentang Pendeta

Judul ini merupakan judul salah satu sebuah file text document di my document laptopku. Aku buat ini tanggal 3 Januari untuk mimpiku tanggal 2 Januari. Sebenarnya aku lupa kenapa aku tiba-tiba menuliskan tentang mimpi ini, hal kuingat adalah saat aku bangun tidur setelah mimpi ini aku secara otomatis menyalakan laptop dan mengetik apa yang ada dalam mimpiku tanggal 2 Januari tersebut. Jadi inilah yang kuketik dalam file tersebut dengan pengubahan seperlunya... 2 Januari 2013 Seorang pendeta sedang khotbah di atas mimbar. Semua jemaatnya sibuk sendiri. Ada yang ngobrol sama sebelahnya, ada yang mainan HP, ada yang lebih sibuk mengurusi anaknya. Kemudian pendeta tersebut terdiam dan turun dari mimbarnya, tapi tidak ada yang sadar kalau pendetanya sudah pergi. Tiba-tiba pendeta itu menghampiri aku dan seorang teman gereja dan mengajak kami 'nongkrong'. Kami ngobrol di lantai, di depan sebuah pintu entah di mana. Akhirnya kita ngobrol-ngobrol sampai akhirnya aku bertanya ...