Langsung ke konten utama

Life and Quotation

Secara random aku membaca-baca lagi tugas jurnal yang kubuat waktu semester 1 di mata kuliah "Logika Penulisan Ilmiah". Daripada ini blog kasihan amat karena yang punya jarang nge-post *jadi curhat*, boleh lah ya ku post di sini, hehe..


Makna Hidup dalam Sebuah Kutipan

Saya adalah seorang pemain game dan seorang pendengar musik. Yang akan saya bahas bukanlah permainan yang saya mainkan, namun makna dari sebuah lagu yang berada dalam sebuah permainan. Persona 4 yang dimainkan pada konsol playstation 2 adalah permainan yang saya maksud, dan lagu soundtrack dalam permainan tersebut yang saya bahas berjudul Pursuing my True Self  yang dinyanyikan oleh penyanyi Jepang bernama Shihoko Hirata. Dalam lagu ini, ada satu bagian dalam lirik tersebut menyebutkan ‘Life goes on with or without you’ atau dalam terjemahan ke Bahasa Indonesia artinya ‘Hidup ini terus berjalan dengan atau tanpa dirimu’. Menurut saya kutipan lirik dari lagu tersebut memiliki makna yang mendalam.
Hidup ini terus berjalan dengan atau tanpa dirimu saya artikan yang bermaksud untuk memberitahu kita untuk hidup mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang lain. Memang manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, tapi tidak bermaksud bahwa kita selalu menggantungkan nasib kita kepada orang lain. Sehingga sebagai seorang individu, kita juga harus berjuang untuk menjalankan lika-liku kehidupan kita sendiri.
Kutipan tersebut juga saya artikan juga sebagai maksud bahwa hidup akan berjalan meskipun kita kehilangan seseorang atau sesuatu. Saya merasakan hal itu sejak meninggalnya nenek saya yang sudah 10 tahun tinggal satu atap dengan saya. Biasanya saya tidak mau terlalu berisik  di rumah karena saya tidak mau mengganggu nenek saya, tapi sekarang meskipun nenek saya sudah tidak ada kebiasaan saya untuk tidak berisik di rumah tetap saja masih ada. Oleh karena itu saya berpikir meskipun seseorang yang saya cintai sudah tiada, hidup saya masih akan terus berlanjut walaupun kebiasaan di saat orang yang kita cintai masih terbawa.
Melalui kutipan ini juga, saya bisa menyemangati diri saya sendiri bahwa saya pasti bisa melakukan sesuatu sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Tapi yang dimaksud bukan berarti dalam kerja kelompok kita tidak mempercayai teman-teman kita, namun kita harus bertanggung jawab akan tugas yang sudah dibagi dalam kelompok dan tidak menumpahkannya kepada teman kita.
Mungkin kutipan ini hanya kutipan sederhana yang diambil dari sebuah lagu, namun bila kita pikir lagi ternyata bahwa makna yang bisa kita ambil. Kutipan tentang kehidupan ini semoga saja bisa menyemangati kita dalam hidup dan membuat kita tidak putus asa dalam menjalani lika-liku kehidupan.

(Ditulis 29 November 2010)


Hmm, setelah aku baca tulisanku tahun 2010 akhir ini, sebenarnya makna dari 'Life goes on with or without you' ini sepertinya lebih dalam dari hanya sekedar kemandirian hidup, penggantungan hidup terhadap orang lain, atau social loaffing dalam kerja kelompok. Saat orang yang kita cintai meninggal, hidup orang-orang lain yang masih hidup sekitarnya tetap akan berjalan. Saat penduduk dunia mencapai 3 milyar orang, masih ada 2.999.999.999 orang di dunia ini menjalani hidupnya dengan segala apapun yang terjadi.
Hidup bisa menyenangkan, hidup bisa menyedihkan, hidup bisa sangat nyaman, hidup juga bisa sangat sengsara. Apapun yang terjadi pada hidup, dia akan tetap bergulir terus. Hidup ini terus berjalan dengan atau tanpa dirimu, jadi siapakah atau apakah dirimu ini? Menurutku bisa apa aja. Seseorang, sesuatu, hal yang penting, hal yang tidak penting, apapun. Definisikan sendiri dirimu atau you dalam kutipan ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak dan Ibunya yang sedang Menyulam

Seorang anak melihat ibunya sedang menyulam di ruang tamu. Sang ibu duduk di sebuah kursi santai dan mulai menyulam dengan tenang. Tampak telaten ibu tersebut memasukkan benang ke dalam jarum, mulai menusukkan jarum ke kain sulamannya, dan mulai menyulam perlahan-lahan. Sang anak yang penasaran dengan apa yang ibunya lakukan mendatangi ibunya. Dia berlari kecil ke hadapan ibu, dan menarik-narik celana ibunya untuk mendapatkan perhatian dari ibunya. "Ibu ibu, sedang apa sih ibu?". "Ibu sedang menyulam sayang, ibu sedang membuat menyulam gambar seorang anak yang sedang berdoa.". "Ooohhh, hebat sekali ibu." Jawab anak tersebut dengan kagum. Ibu tersebut hanya bisa tersenyum mendengar komentar anaknya. Tidak berapa lama, anaknya kembali bertanya kepada ibunya "Bu, kok sulamannya tidak berbentuk seperti anak yang sedang berdoa? Kelihatannya malah seperti benang kusut?". Ibunya diam saja namun tersenyum mendengar pertanyaan anaknya yang berada di ...

Sindroma Kepala Dua

Hal pertama yang kulakukan sebelum aku menulis postingan ini adalah mengganti judul blog ini. Gak tahu ya hal simpel ini cukup bermakna buatku. Entah kenapa aku memiliki keinginan yang besar untuk menulis sekarang. Tapi aku tidak tahu apa yang ingin kutulis, jadi aku akan mengeluarkan saja semua yang ada di pikiranku sekarang yaa. Baru beberapa hari silam, aku bercengkrama dengan seorang temanku tentang menulis di blog. Aku merasa bahwa tulisanku dulu dan sekarang itu berbeda. Dulu aku bisa menulis dengan bebas, aku merasa apapun bisa kutulis tanpa mempedulikan apapun, kreativitas bisa kutumpahkan dalam tulisan. Sekarang aku berbeda dengan yang dulu. Aku sekarang lebih memerhatikan gramatika penulisan, aku memerhatikan kohesivitas tulisan dari awal sampai akhir, aku menulis dengan berhati-hati agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Aku memang seorang mahasiswa yang mau tak mau harus membuat tulisan-tulisan dengan kaku, perlu mencantumkan sumber, harus memerhatikan berbagai as...

Sebuah Mimpi Tentang Pendeta

Judul ini merupakan judul salah satu sebuah file text document di my document laptopku. Aku buat ini tanggal 3 Januari untuk mimpiku tanggal 2 Januari. Sebenarnya aku lupa kenapa aku tiba-tiba menuliskan tentang mimpi ini, hal kuingat adalah saat aku bangun tidur setelah mimpi ini aku secara otomatis menyalakan laptop dan mengetik apa yang ada dalam mimpiku tanggal 2 Januari tersebut. Jadi inilah yang kuketik dalam file tersebut dengan pengubahan seperlunya... 2 Januari 2013 Seorang pendeta sedang khotbah di atas mimbar. Semua jemaatnya sibuk sendiri. Ada yang ngobrol sama sebelahnya, ada yang mainan HP, ada yang lebih sibuk mengurusi anaknya. Kemudian pendeta tersebut terdiam dan turun dari mimbarnya, tapi tidak ada yang sadar kalau pendetanya sudah pergi. Tiba-tiba pendeta itu menghampiri aku dan seorang teman gereja dan mengajak kami 'nongkrong'. Kami ngobrol di lantai, di depan sebuah pintu entah di mana. Akhirnya kita ngobrol-ngobrol sampai akhirnya aku bertanya ...