“Jadi bagaimana harimu Dawi?” “Yaa, seperti hari selasa biasanya yah, tidak ada yang spesial, hari yang membosankan seperti hari-hari lainnya.” Mulai terjadi perbincangan antara Dawi dengan keluarganya selama makan malamnya. Bila Dawi mengatakan hari Selasa yang biasa, memang hari itu adalah hari yang biasa. Semua terasa tak menarik dan membosankan, kembali ke rutinitas dan siklus yang sama setiap hari. “Terus besok rencanamu apa Wi?” Tanya ibu sambil memberikan sup ayam kepada Dawi. “Nggak ngapa-ngapain, palingan main basket sebentar, terus langsung pulang.” Jawab Dawi seraya mengambil semangkuk sup ayam yang diberikan ibu. “Oh iya kak, pulang sekolah jemput gue les ya? Kan sekalian loe pulang, gue diboncengin naik motor loe, yaya?” Pinta Lila, adik Dawi. “Males ah, udah tau tempat les loe beda arah sama sekolah gue, masih aja minta jemput.” “Sudah-sudah, lanjutkan makan kalian, malah ngobrol terus jadinya.” Tegur ayah sambil melahap perkedel buatan istrinya. “Iya ...
This place is my place to write things, anything. I write because I love to do it.